Avalanche: Pengkhianatan dan Perebutan Kekuasaan Berbalut Baku Hantam

Maymunah Nasution
3 min readJan 22, 2022

--

Poster resmi drama Jepang Avalanche (2021). cr: Fuji TV

Musim gugur 2021 adalah era drama Jepang atau dorama yang bertabur dengan pemeran papan atas dan aktor aktris senior dari Negeri Sakura. Salah satunya adalah penampilan Ayano Go yang ditunggu-tunggu dalam drama Avalanche. Langsung saja, berikut adalah sekilas informasi mengenai drama ini dan review dari saya.

Drama: Avalanche
Sutradara: Michihito Fujii, Yoshishige Miyake, Kento Yamaguchi
Network: Fuji TV, KTV
Episodes: 10
Release date: Oct 18 — Dec 20, 2021
TV Ratings: 8.6%
Cast: Ayano Go, Fukushi Sota, Yudai Chiba, Takahashi Maryjun, Tanaka Yoji, Yoshino Kimura, Watabe Atsuro, Tajima Ryo, Yamanaka Takashi, Suruga Taro

Sekilas, Avalanche bercerita mengenai sekelompok vigilante yang tampaknya memburu orang-orang untuk mereka hukum atas kejahatan tertentu. Namun, setelah episode-episode pertama disiarkan, Avalanche ternyata bercerita mengenai sekelompok orang ‘buangan’ dari institusi polisi dan badan keamanan negara Jepang yang berusaha menumpas korupsi di dalam lembaga kepolisian Jepang. Target utama mereka adalah Oyama Kengo (Watabe Atsuro), sekretaris negara yang juga merupakan sosok high profile di kepolisian.

Lantas, bagaimana Avalanche terbentuk?

Siapa sangka, dalang terbentuknya Avalanche adalah seorang wanita bernama Yamamori Michiyo (Kimura Yoshino) yang membalas dendam atas aksi teroris 3 tahun lalu yang menyebabkan suaminya, Takashi Fujita (Suruga Taro), tewas dan dirinya mengalami turun jabatan. Akhirnya setelah difungsikan dalam badan kepolisian yang layaknya tempat buangan, Michiyo mulai mencari sosok-sosok anggota kepolisian yang sepertinya, dibuang karena membela kebenaran.

Salah satu sosok yang ia ajak pertama kali adalah Seiichi Habu (Ayano Go) yang juga terlibat dalam kasus teroris tiga tahun lalu. Segera saja bertambahlah anggota dari Avalanche dan setelah mereka siap, mereka mulai memberantas korupsi dan penggelapan dana di antara pejabat-pejabat tinggi Jepang. Mereka mulai mendapatkan dukungan dari masyarakat, tetapi seiring berjalannya waktu, polisi bisa dengan mudah memutar balik keadaan dan membuat Avalanche sebagai kelompok teroris yang menyebarkan teror. Habu mendapatkan posisi sulit karena menjadi buronan teroris nasional. Dan ketika posisi mereka terpojok, sebuah kenyataan mengerikan terkuak dari jajaran polisi. Bisakah mereka selamat?

Kental dengan baku hantam

Drama dengan genre politik berbalut perebutan kekuasaan terbilang jarang diminati banyak pihak. Namun rating Avalanche yang mencapai 8.6% menunjukkan kepuasan penonton Jepang atas drama ini. Sekilas, konflik mengenai pembalasan dendam mengisi jalannya cerita, tetapi lambat laun akan disadari jika konflik adalah mengenai pengkhianatan. Tidak hanya itu, politik perebutan kekuasaan serta menyingkirkan mereka yang tidak menurut juga merupakan rahasia lama di institusi kepolisian, tapi konflik itu dibalut dengan baku hantam dan aksi gelut yang hebat.

Satu hal yang menarik dari drama Avalanche adalah bagaimana ternyata polisi bisa mudah membentuk atau menyudutkan suatu kelompok menjadi kelompok teroris dan memutar balik keadaan sehingga yang seharusnya menjadi pahlawan malah menjadi teroris atau sebaliknya. Penulis naskah berhasil menceritakan intrik kotor yang biasanya hanya menjadi desas-desus jika membicarakan kepolisian.

Loncatan Karya Yoshishige Miyake

Avalanche dibuat oleh dua sutradara, Yoshishige Miyake beserta Yamaguchi Kento. Sebagai karya Yoshishige Miyake, Avalanche terbilang sebagai loncatan karyanya. Hal ini karena sebelumnya Yoshishige Miyake mengerjakan drama-drama romance seperti Neechan no Koibito, Mada Kekkon Dekinai Otoko, Perfect World. Drama suspense-action di mana ia terlibat sejauh yang saya tahu adalah Siren yang dibintangi oleh Nanao, dan Yoshishige menjadi produser.

Sementara itu untuk Yamaguchi Kento juga menggarap film DIVOC-12 yang dibintangi oleh Yokohama Ryusei dan menjadi screenwriter untuk film terakhir Ayano Go, Yakuza and The Family. Film itu termasuk favorit saya, selain Zenin, Kataomoi, yang juga digarap oleh Yamaguchi Kento. Saya rasa karena kedua sutradara adalah sutradara kawakan dengan daftar karya yang bejibun, tidak heran jika Avalanche sukses besar.

Terakhir, untuk ulasan acting action, saya berikan pujian khusus untuk Ayano Go dan Takahashi Maryjun yang menampilkan kemampuan hebat baku hantam diimbangi dengan penampilan yang menguras emosi. Namun, saya benar-benar mengagumi acting Watabe Atsuro, sosok antagonis berwibawa dalam drama ini yang tanpanya, Avalanche tidak akan menjadi drama hits musim gugur 2021.

--

--

Maymunah Nasution
Maymunah Nasution

No responses yet